Tumpeng Sewu merupakan adat istiadat suku osing yang berada di Desa
Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur - Indonesia. Upacara
ini dilaksanakan pada minggu malam ataupun kamis malam pertama pada bulan
Dzulhijjah dan pada tahun ini tiba pada tanggal 24 Agustus 2017 .
Tumpeng sewu diawali dengan
penjemuran kasur atau matras khas suku osing yang berwarna merah hitam. Kasur
tersebut memiliki filosofi yang sangat mendalam tentang keluarga. Warna hitam
berarti langgeng atau kekal. Warna merah berarti berani, dalam artian berani
untuk berkeluarga dan menjalani kehidupan rumah tangga.
Kemudian acara inti yaitu Selametan
atau dapat dikatakan tasyakuran Tumpeng Sewu (seribu tumpeng) . Tumpeng Pecel
Pitik (tumpeng pecel ayam) menjadi suguhan utama dan wajib bagi suku osing
Kemiren. Mengapa disebut tumpeng sewu atau tumpeng seribu? Karena setiap kepala
keluarga minimal wajib membuat satu tumpeng pecel pitik. Karena itulah upacara
adat ini disebut tumpeng sewu, alasannya tidak lain karena jumlah tumpeng yang
begitu banyak.
Inti dari upacara ini adalah
bersyukur kepada Tuhan Maha Esa atas terlimpahnya rezeki bagi masyarakat suku
osing Kemiren serta menjauhkan desa Kemiren dari mara bahaya atau bencana.
No comments:
Post a Comment