
Merupakan salah satu upacara adat yang dimiliki masyarakat Osing di Kabupaten Banyuwangi. Upacara adat kebo-keboan bertujuan untuk mengusir wabah penyakit dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberi keselamatan dan dijauhkan dari
gangguan dan cobaan yang melanda pada masyarakat. Pada upacara adat kebo-keboan
diharapkan hasil panen yang akan datang dapat meningkat atau lebih baik dari panen
sebelumnya.Upacara adat kebo-keboan ini masih dilestarikan dan mempunyai pengaruh dan kedudukan yang
sangat penting dalam kehidupan masyarakat Osing di Desa Alasmalang.
Upacara adat
Kebo-keboan rutin dilaksanakan setiap tahun
sekali. Selain melibatkan masyarakat setempat misalnya sebagai panitia, upacara ini juga
didukung oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Banyuwangi
serta para sponsor. Upacara Adat Kebo-keboan membutuhkan anggaran dana besar sehingga memerlukan
sumbangan dari berbagai pihak. Dana tersebut diperoleh
dari sumbangan sukarela masyarakat Alasmalang, dari Pemerintah Daerah Banyuwangi, dari para sponsor, karcis
masuk dari penonton untuk melihat upacara ini serta dari sektor parkir. Upacara adat
kebo-keboan mengalami komodifikasi yaitu dikemas sedemikian rupa agar
layak jual dan layak kunjung. Tujuan dari komodifikasi itu
sendiri yaitu agar banyak masyarakat yang melihat upacara tersebut, selain itu diharapkan pengunjung tidak hanya
berasal dari Desa Alasmalang tetapi juga dari desa
atau kecamatan lain. Semakin banyak massa yang melihat semakin banyak pula
perusahaan yang ingin menyeponsori, maka kontribusi yang diperoleh juga akan bertambah.
Banyak pihak yang merasa diuntungkan
dengan adanya komodifikasi ini yaitu masyarakat Desa Alasmalang sendiri,
masyarakat dari luar daerah, para sponsor dan Pemerintah Daerah Banyuwangi.
Selain itu juga terdapat agen yang berpengaruh terhadap proses komodifikasi upacara
adat kebo-keboan diantaranya yaitu Masyarakat Using Desa Alasmalang,
para sponsor dan Pemerintah Daerah Banyuwangi. Masyarakat Using Desa Alasmalang khususnya Dusun Krajan
sangat mendukung terlaksananya upacara adat kebo-keboan ini, meskipun ada
sekelompok yang tidak setuju. Masyarakat Using Alasmalang beranggapan bahwa upacara
kebo-keboan ini sebagai salah satu identitas
daerah. Aspek yang sangat penting dan menunjang terlaksananya upacara adat kebo-keboan yaitu adanya
sponsor. Sponsor upacara adat kebo-keboan adalah Dji Sam Soe, Dealer Karunia
Motor Rogojampi, Teh Botol Sosro, Petrokimia Kayako Gresik.
Perusahaan-perusahaan tersebut memberi kontribusi yang besar sehingga sangat
mendukung terlaksananya upacara adat ini. Sedang Pemerintah Daerah Banyuwangi selain diuntungkan dengan
adanya pariwisata budaya Pemerintah Daerah Banyuwangi juga berfungsi sebagai
pembina, pelindung dan pengayom suatu kesenian tradisional atau kesenian adat.
Kebudayaan atau kesenian adat saat ini sangat membutuhkan dana dan
bantuan pemerintah agar keberadaannya tetap eksis di masyarakat.
Upacara adat kebo-keboan mempunyai dampak
yang luar biasa bagi perkembangan dan pembangunan Dusun Krajan Desa Alasmalang, contohnya yaitu pembangunan gapura masuk, sumbangan pembangunan
masjid, sumbangan anak yatim dan perbaikan jalan. Upacara adat
kebo-keboan juga mengalami pergeseran yaitu dari semula bermakna religi bergeser
ke ekonomi. Nilai kesakralan dalam upacara adat kebo-keboan semakin berkurang,
dalam hal ini makna religinya terdesak oleh faktor ekonomi. Jadi Masyarakat Using Desa Alasmalang, Sponsor
dan Pemerintah Daerah inilah yang berperan
dalam proses komodifikasi yang selanjutnya menyebabkan pergeseran makna upacara adat kebo-keboan yang
semula religi ke ekonomi.
No comments:
Post a Comment